Senin, 22 April 2013

Kesehatan mental dan ketenangan hidup

pujambi


Kesehatan mental dan ketenangan hidup

PENDAHULUAN

Hidup bahagia adalah dambaan setiap manusia, kafir maupun muslimnya, kaya maupun miskinnya oleh karena itu manusia berusaha keras untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut.

Ada sebagian manusia yang Allah berikan banyak kelebihan berupa harta yang melimpah, fisik yang rupawan, istri yang cantik, anak yang lucu-lucu  dan sederet kelebihan yang lain, tetapi banyak di antara mereka yang tidak merasakan kebahagiaan hidup. Konon di sebuah negeri ada seorang yang diberi banyak kelebihan, harta melimpah, rumah megah, kendaraan mewah dan seterusnya dari kelebihan-kelebihan dunia, tetapi hidupnya terasa sesak. Tidak hanya itu, bahkan rumah tangga yang diidam-idamkannya berakhir di pengadilan agama. Ternyata seluruh kekayaan yang dia miliki tidak mampu untuk membahagiakan keluarganya. Ada kisah lain dimana seorang tokoh penting di sebuah negeri, dengan seluruh fasilitas yang dia dapat, dia tidak dapat merasakan kebahagiaan, bahkan hidupnya senantiasa diliputi was-was, manusia yang paling ditakuti adalah wartawan dan orang kejaksaan, tidak hanya itu, bahkan sampai tidurpun dalam keadaan was-was.. Lalu bagaimanakah jalan untuk meraih kebahagiaan?

Kalau kita cermati lebih teliti, kisah yang diberikan di atas hanyalah kelebihan berupa kesenangan-bukan kebahagiaan. Ada perbedaan besar antara kesenangan dengan kebahagiaan, perbedaan besar yang banyak manusia tidak mengetahuinya, yakni bahwa parameter kesenangan lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat lahiriah saja, adapun kebahagiaan pada kepuasan hati, dan perlu diingat bahwa yang mampu memberikan kebahagiaan hanyalah Allah.

Allah berfirman, mengingatkan kepada kita untuk mencapai kebahagiaan hidup dan terhindar dari kegalauan hidup, Allah berfirman

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Thaahaa: 124)

Ibnu Katsier ketika menafsirkan ayat diatas, beliau berkata, “maksud dari “Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku”, yakni menyalahi perintah yang telah Aku turunkan kepada Rasul-Ku,  berpaling darinya, melupakannya dan mengambil jalan selain petujuk rasul yang telah diutus. Maksud dari “Baginya penghidupan yang sempit” yakni di dunia tidak mendapatkan ketentraman hati dan kelapangan dada bahkan dadanya sempit lantaran kesesatannya walaupun kekayaannya melimpah, mampu makan makanan semahal apapun yang dia inginkan, mampu mengenakan pakian semewah apapun yang dia inginkan, mampu mempunyai rumah semegah apapun yang dia inginkan, akan tetapi semuanya itu tidak dapat membawa kepada keyakinan dan hidayah. Dia senantiasa dalam keadaan kecemasan, kebimbangan dan keraguan” (Tafsir Ibnu Katsier)

Demikianlah saudaraku, bahwa berpaling dari agama Allah, melupakannya dan menyia-nyiakannya merupakan jalan menuju kesengsaraan hidup, dunia dan akhiratnya.

Dalam ayat lain, Allah memberikan jalan untuk meraih kebahagiaan hidup, Allah berfirman

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ٍ

طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآَب

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (Ar Ra’d:28-29). Ya, kunci kebahagiaan dunia dan akhirat adalah dengan berpegang teguh dengan agama yang Allah ajarkan melalui Rasul-Nya shalallahu’alaihi wa sallam, adapun menyia-nyiakan, melupakan dan berpaling dari agama Allah adalah jalan menuju kesengsaraan hidup.  Semoga Allah memudahkan jalan untuk menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, amiin.

KESEHATAN MENTAL DAN KETENANGAN HIDUP

Akhir-akhir ini diberbagai media banyak diberitakan mengenai kasus orang yang bunuh diri. Seorang ibu yang nekat terjun dari balkon apartemen dilantai enam, ibu-ibu yang nekat minum racun satu paket dengan anak-anaknya, bahkan hingga anak Sd yang gantung diri karena gak sanggup bayar SPP. Tragis?? Memang.. mengenaskan? Apalagi… Hal tersebut menggambarkan banyak keadaan masyarakat yang semakin tidak bahagia dari hari ke hari. Sesuai dengan hasil survey Indonesia happiness indeks tahun ini yang menyebutkan bahwa banyak orang semakin tidak bahagia, terutama dikota besar seperti Jakarta.Apa dikata, organisasi kesehatan dunia (WHO) melalui situs BKKBN, telah mengeluarkan fakta yang mengejutkan bahwa tingkat bunuh diri di indoensia mencapai 50.000 kasus tiap tahunnya. Berarti setelah saya itung-itung pake kalkulator engkong sebelah kost, ada sedikitnya 1.500 orang yang melakukan bunuh diri per hari.

Seseorang biasanya abai dengan kesehatan mental atau jiwa, karena selalau menganggap gangguan mental berarti gila. Anggapan itu sangat menyesatkan. Padahal gangguan mental itu bisa saja berbentuk stres, kecemasan, sulit tidur, tak bisa konsentrasi, gampang tersinggung, dan perasaan tertekan.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) memberikan sejumlah tips agar kita terhindar dari gangguan kesehatan mental.

1. Tetap aktif. Olahraga teratur dan menjaga kebersihan serta penampilan diri dapat membantu Anda memiliki perasaan positif.

2. Libatkan diri dalam kelompok. Ikut dalam kegiatan atau klub, bertemu teman atau handai tolan secara teratur dalam suasana menyenangkan dan suportif, mempunyai sahabat tempat saling bercerita, ikut kursus-kursus, atau mempelajari hal baru yang Anda sukai.

3. Menerima diri sendiri. Kita adalah pribadi unik, berbeda satu sama lain, dan tidak ada manusia sempurna. Semua orang memiliki kelemahan seperti halnya kelebihan. Terimalah dan cintai diri sendiri secara wajar.

4. Relaks. Terlalu banyak kegiatan malah akan membuat Anda merasa tertekan. Luangkan waktu bersantai dan beristirahat. Penting juga untuk bisa tidur malam dengan baik, yang akan membantu meredakan stres.

Tidur yang baik dan teratur merupakan penyegar pikiran. Tak lupa, lakukan hobi yang bisa membuat Anda merasa nyaman serta relaks.

5. Hindari alkohol dan narkoba. Kedua zat berbahaya ini malah akan memperburuk kondisi Anda.

6. Makan secara sehat dan teratur. Ini akan membantu Anda merasa lebih baik dan memberi lebih banyak energi.

7. Dekatkan diri pada Tuhan. Anda akan merasa ada sesuatu kekuatan yang akan menolong. Ada harapan untuk menjadi lebih baik serta mendapat ketenangan.

8. Kenali gejala kesehatan mental yang terganggu. Memiliki kesehatan mental yang baik berarti mampu mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Bila Anda merasa tidak mampu mengatasi, atau malah mengatasi dengan alkohol dan narkoba (napza), Anda mungkin mempunyai masalah yang memerlukan bantuan orang lain.

9. Mencari bantuan. Bila Anda sakit secara fisik, maka Anda akan berkonsultasi pada dokter. Begitu pula dengan kesehatan mental Anda. Jangan merasa malu atau ragu untuk mencari pemecahan masalah kesehatan mental Anda pada konselor, psikolog klinis, atau psikiater.

PENGARUH KESEHATAN MENTAL TEHADAP PERASAAN, KECERDASAN, TNGKAH LAKU, DAN FISIK SESEORANG

Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.

Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya  yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.

Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang  yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat.

Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan  atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain.

Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ; perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.

CONTOH-CONTOH PERILAKU MENYIMPANG

1.Kleptomania (mencuri terpaksa)

Dalam hal ini orang terpaksa mencuri barang orang lain. Sebenarnya ia merasa gelisah dengan perlakuan mencuri itu, akan tetapi ia tidak dapat menghindarkan dirinya dari tindakan itu, walaupun barang-barang tersebut tidak dibutuhkannya.

Yang banyak menderita gejala ini adalah anak-anak karena orangtuanya terlalu keras, disiplin atau kurang memperhatikan.

Contohnya: seorang anak yang memiliki cukup uang mencoba mencuri disebuah toko, anehnya barang-barang yang dicuri tersebut tidak digunakan akan tetapi dibagi-bagikan kepada temannya dan tidak jarang barang-barang tersebut disimpan sebagai koleksi.

2.Fetishism

Pada gejala ini orang terpaksa mengumpulkan dan menyimpan barang-barang kepunyaan orang lain dari seks yang berlainan. Misalnya seorang laki-laki yang suka menyimpan saputangan, sepatu atau rambut wanita yang baginya mempunyai arti atau nilai seksuil dalam perasaannya.

3.Compusife (yang berhubungan dengan seksuil)

Gejala ini ada 2 macam yaitu:

InginØ tahu tentang kelamin dari orang berlainan seks

Ingin memamerkan kelaminØ sendiri

Dalam hal yang pertama seseorang akan berusaha untuk melihat atau memperhatikan bentuk tubuh dan kelamin orang lain dengan berbagai cara atau juga memegang-megangnya. Dalam hal ini yang kedua oaring merasa terdorong untuk memamerkan tubuh dan kelaminnya tanpa merasa malu.

Pada umumnya gejala tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan waktu kecil atau mungkin pula sebagai ungkapan dari keinginan yang tertekan yang pelaksanaannya dan merasa takut kalau keinginannya itu terasa kembali.

Perasaan

Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu dsb. Untuk jelasnya marilah kita tinjau tiap-tiap persoalan dengan contohnya.

Rasa Cemas

Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasan gelisah dan mencemaskan itu.  Terlalu banyak hal-hal yang banyak menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya.

Iri Hati

Seringkali orang mrrasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasan ini bukan karena kebusukan hatinya seprti biasa di sangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.

Rasa Sedih

Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga air mukannya selalu membanyangkan kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya.

Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali terjadi. Banyak kita melihat orang yang tidak pernah gembira dalam hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa kesepian karena anak-anaknya sudah, tidak memerlukannya lagi, sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa sedih karena istrinya yang dulu selalu memperhatikan makanan dan minumannya, sekarang telah sibuk mengurus rumah tangga dan anaknya. Kesedihan-kesedihan seperti itu, tidak disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu.

Rasa rendah Diri

Rasa rendah diri dan tidak percaya diri banyak sekali terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi dan tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua. Disamping itu mungkin pula akibat pengaruh pendidikan dan perlakuan yang diterimanya waktu masih kecil.

Rasa rendah diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani mengemukakan pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama kelamaan akan hilang kepercayaan pada dirinya, dan selanjutnya ia juga kurnag percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis.

Bahkan rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka mengeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat sombong. Dalam pergaulan ia menjadi kaku, kurang disenangi oleh kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak banyak ikut aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.

Pemarah


Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah sebenarnya adalah ungkapan dari perasan hati yang tidak enak, biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan, tidak tercapai yang diinginkannya. Apabila orang yang sedang merasa tidak enak, tidak puas terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran kemarahannya yang telah lama ditumpuknya itu

Kategori atau Penggolongan Kesehatan Mental


1.Gangguan Somatofarm

Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.

2.Gangguan Disosiatif

Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.

3.Gangguan Psikoseksual

Termasuk masalah identitas seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.

4.Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.

Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.

5.Gangguan kepribadian

Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan masalah.

6.Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.

Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.

7.Gangguan jiwa organik

Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua dan lain-lain.

8.Gangguan penggunaan zat-zat

Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.

9.Gangguan Skisofrenik

Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau dan aneh.

10.Gangguan Paranoid

Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.

11.Gangguan Afektif

Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau berganti antara saat gembira dan depresi.

12.Gangguan Kecemasan

Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang ditakuti.

http://lembarkeling.blog.com/2009/12/30/kesehatan-mental-dan-ketenangan-hidup/


Jumat, 19 April 2013

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM


BAGIAN KEDUA
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

PENGANTAR
            Proses pendidikan telah ada ,sejalan dengan berlangsungya sosial dan budaya dipermukaan bumi ,Allah telah menurunkan petunjuk dengan mengutus melalui rasul agar tidak terjadi penyimpangan. Pendidikan islam adalah penggunaan ajaran islam sebagai pedoman dalam proses pewarisan dan pengembangan budaya  umat manusia.
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dimulai sejak zaman nabi Muhammafd SAW,Ini terbagi dalam 5 Periode :
1.Peroiode pembinaan pendidikan islam ,yang berlangsung pada zaman Nabi Muhamad.
2.Setelah Nabi  Wafat sampai masa akhir bani umayah yang diwarnai dengan perkembangan ilmu-ilmu naqliah.
3. Zaman puncak ketika Daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya baghdad
4.Periode kemunduran pendidikan islam .,yaitu jatuhnya keBaghdad sampai jatuhnya mesir ketangan Napolen ditandai dengan runtuhnya–sendi-sendi kebudayaan islam dan berpindahnya pusat –pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Barat.
5.Periode pembaharuan pendidikan isalm ,Berlangsung sejak pendudukan mesir oleh Napoleon sampai masa kini ,yang ditandai gejala-gejala kembangkitan kembali umat dan kebudayaan islam.
A.MASA PEMBINAAN PENDIDIKAN ISLAM.
Masa proses penurunan ajaran islam kepada Nabi Muhamad SAW ,Berlangsung sejak Muhamad menerima wahyu dan pengangkatannya menjadi Rasul ,sampai dengan lengkap dan sempurna  ajaran islam menjadi warisan budaya umat islam ,masa tersebut selama 22 /23 tahun ,17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijrah sampai dengan wafatnya pada tanggal 12 Rabi’ul awal 11 Hijrah .Fungsi ajaran islam untuk meluruskan pekembangan budaya umat manusia yang ada pada zamannya dan memacu perkembangan selanjutnya.Tugas Muhammad adalah menata kembali unsur –unsur budaya yang telah ada  dikalangan bangsanya dan meletakan unsur baru yang akan menjadi unsur –unsur baru yang akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Muhammad lahir di Arab dari keturunan Ibrahim jadi warisan ibrahim adalah ka’bah sebagai pusatnya ajaran Tauhid .Nabi Muhammad memulai tugasnya dengan membersihkan tauhid ini dari syirik dan penyembahan terhadap berhala-berhala.  Dalam pembinaanya berdasarkan petunjuk dan bimbingan langsung dari Allah dan menyampaikannya kepada umatnya agar kumpulan-kumpulan dari wahyu tersebut Al-Quran diterima dan dijadikan sebgai bagian yang takterpisahkan dari kehidupan umatnya.kemudian menjelaskan dan memberi petunjuk serta teladan bagaimana melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap pelaksanaan zaman Nabi :
1. Pelaksanaan Pendidikan Dimakkah
Sebelum nabi menjadi Rasul , Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk memulai tugasnya melalui pengalaman ,pengenalan serta perannya dalam kehidupan bermasyarakat .
Muhammad sering melakukan tahanus di Gua Hira untuk mendapatkan kebenaran dan petunjuk yang berasal dari Allah ,Dan disanalah ia dilantik oleh allah menjadi pendidik bagi umatnya .Pada bulan ramadhan datanglah kepastian kepadanya bahwa telah mendapatkan kebenaran yang dicarinya.
 Kebenaran itu adalah intisari  ajaran nabi ibrahim ,dan pokok –pokok kebenaran yang dihayatinya oleh Muhamad yang kemudian terkalamkan dalam surat al-fatihah ,Nabi di utus untuk mmeluruskan kembali umatnya nabi Ibrahim yang melenceng dari agamanya .
Serbagi petunjuk Muhammad muali menerima wahyu dari Allah sewaktu beliau telah mencapi 40 tahun yaitu pada tanggal 17 ramadhan tahun 13 sebelum hijrah .Petunjuk tersebut dalam (surat Al-alaq 1-5) Perintah yang pertama tertuju kepada apa yang harus dilakukan baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain agar beliau memperingatkan kepada umatnya ,materi pendidikan sedikit demi sedikit setiap kali menerima wahyu segera ia sampaikan kepada umatnya diiringi penjelasan dan contoh-contoh bagaimana pelaksanannya.Pendidikan yang dimulai dari bertahap-tahap dimulai dari keluarga teman dekatnya secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun. setelah itu secara terng-terangan secara meluas dikalangan penduduk makkah dan luar makkah.
a.Pendidikan tauhid ,dalam teori dan praktek
Tugas Muhammad yaitu memencarkan kembali sinar tauhid dalam kehidupan bangsa arab.Muhamad memperoleh kesadaran dan penghayatan yang mantap dalam surat Al-fatihah .Pokok-pokonya Allah adalah pencipta alam semesta yang sebenarnya dan yang paaaatut disembah.
Pelaksananya ternyata bertentangan dengan praktek kehidupan umatnya  sehingga wajarlah banyak penentang ,pelaksanaan pendidikan dilaksanakan dengan bijaksana dengan menuntun akal pikiran untuk mendapatkan menerima tauhid yang diajarkan dan sekaligus memberi contoh bagaimana pelaksanaan ajaran tersebut dan mempraktekan pelaksanaan sesuai dengan apa yang dicontohkan.
                  Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:
  • Pendidikan keagamaan .Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar dan Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
  • Pendidikan akhliyah dan ilmiyah. Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta
  • Pendidikan akhlak dan budi pekerti. Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
  • Pendidikan jasmani (kesehatan).Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
Dalam pelaksanaan pendidikan islam ini. Nabi mengajak umatnya untuk membaca, memperhatikan dan memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah dan diri manusia sendiri. Nabi memberikan teladan dan contoh dalam pelaksanaan sehari-hari, kemudian memerintahkan umatnya untuk mengikutinya.Kebiasaan orang-orang arab membaca syair-syair yang berisi pujian kepada tuhan-tuhan mereka diganti dengan membaca Al-Qur’an. Kebiasaan memulai pekerjaan dengan menyebut nama berhala di ganti dengan membaca basmalah.Dengan keadaan seperti ini maka Nabi pun mengajarkan Al-Qur’an dengan jalan membacakan ayat-ayat yang diterima dari Alloh, lalu Nabi  memerintah sahabat yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat tersebut sesuai dengan yang di bacakan oleh Nabi dan yang mereka hafalkan.
Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW. Karena Masyarakat arab dikenal sebagai masyarakat yang ummi sehingga Nabi mengajarkannya.Orang yang pandai menulis diantarnya : Umar bin khattab ,ali bin abi thalib dari kalangan wanita Hafsah.
Nabi disuruh membaca oleh Allah sehingga punya sasaran untuk pengajaran Al-quran.Allah menyampaikan Al-quran secara berangsur-angsur lalu Nabi langsung menyampaikannya ,sahabat disuruh membaca dan menulis ayat-ayat yangsudah dihapal.Kemudian mengatur dan menetapkan urutan ayat-ayatnya,memberi nama surat .
     2.     Pendidikan Islam di Madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah.
Di dalam  periode Makkah ciri pokok pembinaan pendidikan islam adalah pendidikan tauhid, maka pada periode madinah ini ciri pokok pembinaan pendidikan islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Tetapi sebenarnya antara dua ciri tersebut bukanlah merupakan dua hal yang dipisahkan satu dengan yang lain. Kalau pembinaan pendidikan di Makkah titik pokoknya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid kedalam jiwa tiap individu muslim, agar dari jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pembinaan pendidikan di Madinah pada hakikatnya ialah merupakan lanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran tauhid, sehingga akhirnya tingkah laku sosial politiknya merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam di Madinah adalah sebagai berikut:
  1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa menginap dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambang persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda.[1][13]Oleh karena itu Nabi memerintahkan untuk membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran. Dibawah ini adalah  masjid yang berada di Madinah,
“Masjid Quba  “Masjid Nabawi”
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
1.      Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
2.      Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3.      Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial.
4.      Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perkenan dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis ke Baitul Haram di Makkah.[2][14]
Tugas selanjutnya yang dihadapi Nabi adalah membina dan mengembangkan persatuan dan kesatuan masyaraka islam yang baru tumbuh tersebut, sehingga mewujudkan satu kesatuan social dan kesatuan politik.
Setelah selesai Nabi Muhammad SAW mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong , bantu-membantu, terutama bila ada serangan musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negeri bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi bebas memeluk agamanya dan bebas beribadah menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
  1. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Pelaksanaan pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara ringkas dapat di kemukakan sebagai berikut :
1.      Pendidikan ukhuwah (persaudaraan)
2.      Pendidikan kesejahteraan sosial
3.      Pendidikan kesejahteraan keluarga dan kerabat
4.      Pendidikan hankam
c.       Pendidikan anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1)      Pendidikan Tauhid
2)      Pendidikan Shalat
3)      Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah
4)      Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
5)      Pendidikan kepribadian.
d.      Pendidikan Hankam (pertahanan dan keamanan) Dakwah Islam
Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state (negara)  di bawah bimbingan nabi Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu setelah masyarakat kaum muslimin di Madinah berdiri dan berdaulat, usaha nabi Muhammad Saw berikutnya adalah memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah untuk mengakui konstitusi Madinah. Ajakan tersebut disampaikan dengan baik-baik dan bijaksana.
Pertama-tama diajaknya untuk masuk islam dengan penjelasan-penjelasan yang meyakinkan tentang kebaikan ajaran islam dan kebenarannya, serta menunjukkan ketidakbenaran mereka. Kalau mereka tidak mau maka mereka tidak dipaksa karena islam tidak akan memaksakan agama kepada mereka.
Kepada mereka yang tidak mau masuk islam beliau berusaha untuk mengikat perjanjian damai. Untuk mereka yang tidak mau mengikat perjanjian damai ada dua kemungkinan tindakan nabi Muhammad Saw yaitu
a)      kalau mererka tidak menyatakan permusuhan atau tidak menyerang kaum muslimin atau kaum kabilah yang telah mengikat perjanjian dengan kaum muslimin, maka mereka dibiarkan saja;
b)      tetapi kalau mereka menyatakan permusuhan dan menyerang kaum muslimin atau menyerang mereka yang telah mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin, maka harus ditundukan/diperangi, sehingga merka menyatakan tunduk dan mengakui kedaulatan kaum muslimin.

B. MASA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM.
Pada masa pembinaannya yang berlangsung pada zaman nabi Muhamad SAW, pendidikan islam berarti memasukkan ajaran-ajaran islam kedalam unsur-unsur budaya. Ada beberapa hal yang terjadi dalam pembinaan tersebut :
  1. islam mendatangkana unsur-unsur yang sifatnya memperkaya dan melengkapi unsur budaya yang telah ada. Misalkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi muhamad,.
  2. Islam mendatangkan suatu ajaran yang bersifat meluruskan kembali ajaran-ajaran yang telah menyimpang dari ajaran aslinya.
  3. islam memiliki ajaran yang sifatnya bertentangan dengan budaya yang ada sebelumnya.
  4. islam tidak merubah kebudayaan yang tidak bertentangan dengan ajaran islam yang telah ada sebelum kedatangan islam, namun tetap mengedepankan pengarahan-pengarahan seperlunya.
  5. islam mendatangkan ajaran baru yang belum ada sebelumnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perkembangan budayanya.
 Dengan demikian, terbentuklah suatu tatanan nilai dan budaya islami yang sempurna dalam ruang lingkup yang sepadan baik dari segi situasi, waktu dan perkembangan zaman. Tatanan inilah yang diwariskan pada generasi yang berikutnya untuk dikembangkan baik secara kualitatif, yaitu meningkatkan nilai budaya yang telah ada sbelumunya maupun kuantitatif, yaitu mengarahkan pada pembentukan budaya dan ajaran yang baru untuk menambah kesempurnaan dan kesejahteraan hidup masyarakat.
 Pendidikan islam pada masa pertumbuhan,pada masa perkembangannya, juga pada masa-masa yang berikutnya, memiliki dua sasaran, yaitu :
  1. kepada pemuda, yaitu pewarisan ajaran islam kepada generasi muda (sebagai generasi penerus) kebudayaan islam dengan pendidikan islam.
  2. kepada masyarakat lain yang belum menerima ajaran islam, artinya penyampaian ajaran islam dan usaha internalisasinya dalam masyarakat yang belum dan baru menerima ajaran islam yang lazim disebut dengan dakwah islam. Tujuan dari dakwah ini tak lain adalah agar mereka menerima ajaran islam sebagai suatu sistem kehidupan.
           1. Pusat-pusat Pendidikan Islam
            Seiring dengan perkembangan penyampaian ajaran islam diluar madinah, maka dipusat-pusat wilayah yang baru dikuasai oleh islam, berdirilah pusat-pusat pendidikan yang dikuasai oleh para sahabat yang kemudian dikembangkan oleh para penerus sahabat yang berupa tabi’in dan selanjutnya. Mahmud Yunus dalam bukunya menerangkan bahwa, pusat pendidikan tersebut tersebar pada wilayah-wilayah berikut : di Kota Mekah dan Madinah (Hijaz) ,di Kota Basrah dan kufah (Irak),di Kota Damsik dan Palestina (Syam) dan di Kota Fistat (Mesir).
Dalam pusat-pusat pendidikan tersebutlah para sahabat memberikan pelajaran tentang pengajaran agama islam pada para penduduk setempat maupun para penduduk yang datang dari daerah lain. Para sahabat menyampaikan pendidikan islam dalam bentuk kholaqoh di masjid atau tempat pertemuan lainnya yang berupa khuttab ataupun madrasah.
 Pada masa pertumbuhan islam, terdapat beberapa madrasah yang terkenal, antara lain
a. Madrasah Makkah
            Puru pertama yang mengajar di madrasah ini adalah Mu’ad bin Jabal yang mengajarkan Al-Qur’an, hukum halal dan haram dalam islam.Pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (65 – 86 H), Abdullah bin Abbas turut mengajar ilmu tafsir, hadits, fiqih, dan sastra.
b. Madrasah Madinah
            Madrasah ini lebih termasyhur dari madrasah makkah, karena disini adalah tempat tinggalnya para sahabat rasulullah, termasuk Abu Bakar, Umar dan juga Usman. Diantara sahabat yang mengajar di sini adalah, Umar bin Khattab, Ali bin Abi thalib, Zaid bin Tsabit adalah sahabat yang mahir dalam bidang qiro’at dan fiqih, sehingga belaiaulah yang mendapatkan tugas untuk penulisan kembali Al-Qur’an, dan Abdullah bin Umar seorang ahli hadits yang selalu berfatwa dengan apa yang termaktub dalam hadits dan sebagai pelopor Madzab al Hadits yang berkembang pada generasi yang berikutnya. Setelah para guru yang dahulu meninggal maka pengajaran diteruskan oleh para tabi’in, antara lain Sa’ad bin Musyayab dan Urwah bin Alzubair.
c. Madrasah Basrah
            Ulama sahabat yang terkenal di Basrah antara lain, Abu Musa Al Asy’ari yang terkenal sebagai ahli fiqih, hadits dan ilmu Al-Qur’an, dan Anas bin Malik yang termasykhur dalam ilmu hadits. Diantra guru yang mengajar di sini adalah Hasan Al-Basri seorang ahli fiqih, ahli pidato, dan kisah serta seorang yang ahli fikir dan tasawauf, dan juga Ibnu Sirin seorang ahli hadits dan ilmu fiqih.
d. Madrasah Kufah
            ulma sahabat yang terkenal adalah Ali bin Abi Tahlib yang mengusrui msalah politik dan pemerintahan, dan Abdullah bin Mas’ud sebagai guru agama yang diutus langsung oleh khalifah Umar, disamping itu beliau adalah seorang ahli fiqih, tafsir dan banyak meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah SAW.
e. Madrasah Damsyik
            setelah negeri Syam menjadi bagian dari negeri islam, maka khalifah Umar bin Khattab mengirimkan tiga guru agama yang ditempatkan pada tempat yang berbeda, antara lain Muadz bin Jabal di Palestina, Abu Dardak di Damsyik, dan Ubadah di Hims. Madrasah ini juga mampu melahirkan imam penduduk syam Abdurrahman Al-Auza’i yang ilmunya sederajat dengan Imam Malik dan Abu Hanifah.
f. Madrsah Fistat (Mesir)
            Sahabat yang semula mendirikan madrasah ini adalah Abdullah bin Amr Al-As merupakan seorang yang ahli dalam ilmu hadits. Kemudian guru yang termasyhur setelah nya adalah Yazid bin Abu Habib Al-Nuby dan Abdillah bin Abu Ja’far bi Rabi’ah.
            Pada masa pertumbuhan pendidikan islam ini terdapat empat orang Abdullah yang memiliki jasa yang sangat besar dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama yang tersebar di berbagai kota, antara lain :
  1. Abdullah bin Umar di Madinah
  2. Abdullah bin Masy’ud di Kuffah
  3. Abdullah bin Abbas di Makkah
  4. Abdullah bin Amr bin Al-Ash di Mesir
   Namun para sahabat tersebut tidak menghafal semua perkataan nabi dan tidak lansung melihat tindakan nabi, sehingga ini memaksa para murid-muridnya untuk belajar ilmu tidak cukup hanya pada satu ulama. Sehingga mereka harus menjelajahi beberapa kota untuk melanjutkan pendidikannya.
3.      Pengajaran Al-Qur’an
Intisari ajaran islam adalah apa saja yang termaktub dalam Al-Qur’an, sedangkan penjelasan dari apa yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah Hadits. Nabi Muhamada telah dengan sempurna memberikan penjelasan dari apa-apa yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an. Sehingga rasulullah dianggap telah sempurna dalam penyampaian Al-Qur’an dalam menyampaikan isi kandungan Al-Qur’an sesuai dengan masa itu, sekaligus beliau pula telah memberikan contoh yang sempurna tentang bagaimana cara mempraktekkan dan menjalankan ajaran-ajaran Al-Qur’an.
            Keadaan berubah ketika rasulullah meninggal dunia, bila dulu pengajaran Al-Qur’an bersumber langsung dari Rasulullah SAW maka sekarang bersumber dari para sahabat yang menyampaikan ajaran Al-Qur’an berdasarkan cara-cara yang digunakan oleh Rasulullah SAW, hal ini pun berlanjut pada generasi selanjutnya agar ajaran Al-Qur’an mampu diteruskan dan disampaikan pada orang yang baru masuk islam.
            Problema pertama yang dialami para sahabat dalam menyampaikan ajaran Al-Qur’an adalah menyangkut pada Al-Qur’an itu sendiri. Pada saat itu memang Al-Qur’an telah secara lengkap diturunkan dan ada dalam hafalan para sahabat, namun tidak semua sahabat hafal Al-Qur’an secara sempurna. Juga pada saat itu al-Qur’an belum tertulis pada mushaf yang sempurna, yakni Al-Qur’an hanya ditulis oleh para sahabat yang pandai menulis, sesuai yang diperintahkan oleh nabi Muhamad sewaktu masih hidup.
            Sementara itu dengan meninggalnya para sahabat yang hafal Al-Qur’an,  berarti akan makin berkuranglah nara sumber yang mampu menghafal Al-Qur’an dengan sempurna. Sehingga timbullah usaha-usaha untuk mengumpulkan Al-Qur’an.
            Dalam usaha pengumpulan Al-Qur’an tersebut Abubakar sebagai kholifah memerintah kan Zaid bin Tsabit untuk menulis Al-Qur’an. Sehingga terkumpullah Al-Qur’an yang tertulis di atas daun lontar, batu, tanah keras, tulang unta, dan lain-lain.  Dalam mengemban tugasnya ini tentu zaid melakukannya dengan sangat hati-hati dan teliti, walaupun ia sepenuhnya hafal setiap ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an. Dalam mengemban tugasnya Zaid dibantu oleh beberapa sahabat, yaitu Ubai bin Ka’ab, Ali bi Abi Thalib, dan Usman bin Afant.
            Setelah terkumpul semua ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, kemudian disusunlah Al-Qur’an itu dalam tempat yang seragam, sesuai dengan susunan dan urutan yang ada dalam hafalan para sahabat. Dengan demikian sempurnalah Al-Qur’an dalam bentuk yang tertulis, dan dalam bentuk bacaan atau hafalan.
            Problema yang kemudian muncul dalam pengajaran Al-Qur’an adalah masalah pembacaan atau qiroat. Bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab, sehingga orang yang tidak bisa berbahasa Arab harus menyesuaikan lidahnya dengan lidah orang Arab. Sehingga dalam pengajaran Al-Qur’an diselingi dengan pengajaran bahasa Arab praktis.
            Kemudian masalah qiroat ini semakin lama semakin jelas terdapat perbedaan pada cara setiap oarang dalam membacanya, karena setiap orang yang belajar Al-Qur’an pada para sahabat diajarkan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan logat mereka masing-masing. Namun perbedaan dalam penggunaan logat yang berbeda dalam membaca Al-Qur’an tidak menjadi masalah ketika masih berada pada lingkurang orang islam yang berbahasa Arab, namun ketika keluar pada kaum muslimin yang tidak berbahasa Arab, maka timbul rasa ketidak fahaman dan perasaan asing akan bacaan Al-Qur’an tersebut. Sehingga pada akhirnya terjadilah pemikiran bahwa bacaannya adalah yang paling benar dan apakah bacaan yang lain itu salah. Hal ini mulai disadari pada masa pemerintahan Usman bin Afan.
            Hal ini pertamakali disadari oleh Hudzaifah bin Yaman ketika ia sedang dalam pertempuran di Armenia dan Azerbeijan. Selama dalam perjalanannya ia mendengarkan pertikaian antar kaum muslim, sehingga ia segera ia mengusulkan pada Kholifah Usman untuk segera mengatasi pertikaian umat islam tersebut.
            Usman bin Affan pun meminjam naskah atau lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada zaman pemerintahan Abu Bakar yang disimpan oleh Hafshah binti Umar untuk ditulis kembali ditulis kembali. Dalam penulisan ini Usmant kembali menunjuk Zaid bin Tsabit dan juga orang-orang yang terlibat dalam penulisan Al-Qur’an pada masa nabi Muhamad. Dalam penulisan kembali Al-Qur’an ini Usman memberikan beberapa nasehat pada panitia penulisan, yaitu :
1.      mengambil pedoman pada bacaan mereka yang hafal Al-Qur’an
2.      kalau ada pertikaian antara mereka tentang bacaan tersebut,  maka haruslah dituliskan pada dialek Quraisy, sebab Al-Qur’an itu diturunkan sesuai dengan dialek mereka.

            Al-qur’an yang telah dikumpulkan ini dinamakan Al-Mushaf, dan dibuat sebanyak lima buah mushaf. Kemudian dikirimkan oleh khalifah masing-masing ke Makkah, Syiria, Basrah, dan kuffah, serta yang satu tetap dipegang oleh khalifah di Makkah. Khalifah Usman berpeasan agar catatan yang sebelumnya di bakar dan supaya umat islam berpegang kepada mushaf yang lima baik dalam pembacaan maupun penyalinan yang berikutnya.
            Dengan demikian manfaat pembukuan Al-Qur’an pada masa Usman adalah :
  1. menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam ejaan tulisannya
  2. menyatukan bacaan, dan kendatipun masih terdapat perbedaannya, namun harus tidak berlawanan dengan ejaan mushaf Utsman. Dan bacaan-bacaan yang tidak sesuai tidak diperbolehkan
  3. menyatukan tartib susunan surat-surat, menurut tertib urut sebagai yang kelihatan pada mushaf-mushaf saat ini.
Untuk memudahkan pengajaran Al-Qur’an pada kaum muslimin yang tidak berbahasa Arab, maka guru Al-Qur’an telah mengusahakan :
  1. mengembangkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik yang kemudian menimbulkan ilmu tajwid Al-Qur’an
  2. meneliti cara pembacaan Al-Qur’an yang telah berkembang pada masa itu, mengenai mana yang sah dan mana yang tidak sah. Kemudian hal ini menimbulkan adanya ilmu qira’at yang kemudian timbul dengan apa yang dikenal dengan qira’at al sab’ah
  3. memberikan tanda-tanda baca dalam tulisan mushaf, sehingga menjadi mudah dibaca dengan benar bagi mereka yang baru belajar membaca Al-Qur’an
  4. memberikan penjelasan tentang maksud dan pengertian yang dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang diajarkan yang kemudian berkembang menjadi ilmu tafsir.
3.      Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan Islam
 Pendidikan islam pada dasarnya adalah mewariskan nilai kebudayaan islam kepada generasi muda dan mengembangkannya sehingga mencapai dan memberikan manfaat maksimal bagi hidup dan kehidupan manusia sesuai dengan tingkat perkembangannya. Jika perkembangan pendidikan islam pada masa rasulullah adalah merupakan masa penyemaian niali kebudayaan islam kedalam sistem kebudayaan bangsa Arab, maka pendidikan islam yang telah berkembang pada saat ini adalah merupakan pemupukan secara luas nilai dan kebudayaan islam agar tumbuh dengan subur dalam lingkukngan yang lebih luas.
            Islam adalah agama fitrah, agama yang berdasarkan potensi dasar manusiawi dengan landasan petunjuk Allah. Pendidikan islam berarti menumbuhkan dan mengembangkan potensi fitrah tersebut, dan mewujudkannya dalam sistem budaya manusiawi yang islami. Sehingga wajar apabila islam menerima budaya yang sesuai ajaran islam dan menolak semua budaya yang menyimpang dari ajaran yang islami lalu menggantinya dengan ajaran yang baru yang bersifat islami.
            Masalah yang pertama dialami oleh para sahabat begitu rasulullah wafat ialah siapa dan bagaimana pengganti yang menggantikannya. Berbagai pandangan berkembang dikalangan sahabat tentang siapa yang berhak menggantikan rasulullah SAW sebagai pemegang kekuasaan tertiggi. Ali bin Abi Thalib pun merasa berhak menggantikan nabi karna faktor pewarisan, namun para sahabat sepakat menunjuk Abu Bakar sebagai kholifah pengganti rasulullah.
            Setelah Mu’awiyah berhasil merebut kekuasaan pada masa Ali, maka sistem politik mengalami perubahan dengan banyak dipengaruhi oleh keuasaan raj-raja Romawi. Dengan berkembangnya sistem politik ini, berkembang pulalah pola dan corak kehidupan masyarakatnya. Pola kehidupan yang lama ingin dipertahankan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan banyak permasalahan yang membuat para sahabat terpaksa untuk membuat ketentuan hukum.
            Sebenarnya rasulullah telah memberikan pedoman untuk menentukan memberikan keputusan hukum terhadap masalah-masalah baru yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Yang terangkum dalam sebuah hadits yang meriwayatkan tentang percakan rasul dengan Muadz bin Jabal ketika ia diangkat sebagai hakim di kota Syam.
            Petunjuk nabi Muhamad tersebut adalah dalam memberikan keputusan hukum tersebut adalah pertama-tama hendaknya dicari ketetapan hukumnya dalam Al-Qur’an, jika tidak ada hendaknya dicari dalam As-sunnah atau hadits, dan apa bila tetap tidak menemukan maka menggunakan fikiran yang berupa ijtihad untuk memberikan ketentuan hukum.
            Dalam praktenya ternyata para sahabat tetap merasa kesulitan dalam menentukan hukum, disamping Al-Qur’an hanya menjelaskan ketentuan hukum secara umum, ternya para sahabat juga memiliki masalah dalam menentukan hadits yang sesuai, karena para sahabat tidak semuanya menghafal hadits. Suatu perkara tersebut menjadi sangat jelas ketika terdapat permasalah yang jauh dari para sahabat. Sehingga timbullah pertanyaan tentang bagaimana pengunaan ra’yu ijtihad.
            Dalam berijtihad kemudian berkembang dua pola, yakni Ahl Al-Hadits dalam memberikan ketentuan hukum sangat bertegangan dengan hadits-hadits rasulullah, sehingga bagaimanapun mereka berusaha mendapatkan hadits-hadits tersebut dari sahabat-sahabat yang lain. Sehingga terjadilah usaha pengumpulan hadits-hadits pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis.
            Kemudian pola yang kedua adalah yang dikembangkan oleh Ahl Ar-ra’yu (ahli fikir). Mereka ini karena keterbatasan hadits yang mereka terima dan terdapatnya banyak hadits palsu, sehingga mereka hanya menerima hadits-hadits yang sokheh saja dan lebih banyak menggunakan ra’yu dalam berijtihad. Sehingga ra’yu mendorong terhadap penelitian tentang hadits, yang kemudian lahirlah ilmu hadits.
            Berhadapan dengan pemikiran teologis dari orang kristen yang ingin merusak ajaran islam, maka dalah islam berkembanglah ilmu teologi yang semula digunakan khusus untuk melawan pemikiran teologis dari orang kristen, yang dikenal dengan ilmu kalam. Kemudian ilmu kalam ini berkembang menjadi ilmu yang membahas tentang berbagai pola pemikiran yang berkembang dalam dunia islam.
            Pada garis besarnya, pemikiran islam dalam pertumbuhannya muncul dalam tiga pola, yaitu :
  1. Pola pemikiran yang bersifat skolastik, yang terikat pada dogma-dogma dan berfikir dalam rangka mencari pembenaran terhadap dogma-dogma agama. Pola pikir ini terikat pada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits.menurut pola pemikiran ini, kebenaran hanyalah didapat dari wahyu sedangkan akal berfungsi sebagai alat penerimanya.
  2. Pola pemikiran yang bersifat rasional, yang lebih mengutamakan akal fikiran. Pola fikir ini menganggap bahwa akal fikiran sebagaimana juga halnya dengan wahyu, adalah merupakan sumber kebenaran. Akal digunakan sebagai alat untuk mencari kebenaran sedangkan wahyu hanya digunakan sebagai penunjang untuk mencari kebenaran.
  3. Pola berfikir yang bersifat batiniyah dan intuitif yang berasal dari mereka yang mempunyai pola kehidupan sufitis. Menurut pemikiran ini kebenaran yang tertinggi adalah diperoleh dari pengalaman-pengalaman batin dalam kehidupan yang mistis dan dengan jalan berkontemplasi. Dalam proses pemikiran ini, seorang yang ingin mendapatkan kebenaran harus melalui beberapa tahapan, yakni :
  1. tahapan terbawah disebut syari’at
  2. tahapan tharikhat
  3. hakikat
  4. dan tahapan yang tertinggi disebut dengan Ma’rifat. Pada golongan yang tertinggi ini seorang akan mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya yang pada mulanya dikembangkan oleh orang sufi.

            Dengan demikian jelaslah dengan semakin luasnya kekuasaan wilayah islam, maka akan semakin luas pula perkembangan kebudayaan dan pemikiran umat islam.




Template by:

Free Blog Templates