HAL
YANG PERLU DIPERSIAPKAN OLEH SEORANG GURU PROFESIONAL SEBELUM MENGAJAR
Ciri-Ciri Guru Profesional
Persiapan guru sebelum belajar
1. Persaiapan mental
Persiapan menatal adalah persiapan dimana seorang guru harus siap ketika akan masuk kelas jangn bawa permaslahan kedalam kelas. sehingga apa apa yang mau disampaikan sesuai dengan tujuan pembeljaran.
2.Persiapan Fisik
Persiapan fisik adalah persiapan kondisi fisik seorang guru sehat agar guru terlihat bugar fit.
3.Persiapan materi
materi yang ingin disampaikan harus sudah di luar kepala ya .....
Sejak
dahulu sampai sekarang, guru menjadi panutan yang dicontoh oleh masyarakat.
Seorang guru tidak hanya diperlukan di ruang kelas oleh siswa-siswanya, tetapi
juga diperlukan oleh masyarakat di lingkungannya dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi masyarakat di lingkungan sekitarnya. Sering kita
temui dalam melaksanakan fungsinya, seorang guru tidak hanya bertugas mendidik
dan mengajar siswa-siswanya di sekolah. Tapi lebih dari itu, seorang guru
terkadang juga mendapat kepercayaan untuk melaksanakan tugas-tugas
kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya. Ada guru yang dipercaya sebagai karang
taruna, ketua RT, pengurus masjid sampai menjadi seorang kepala desa. Ternyata
tugas guru tidak hanya terkait dengan tugas kedinasan saja, tapi juga tugas di
luar kedinasan dalam bentuk pengabdian. Tugas guru dapat kita kelompokkan
menjadi tiga jenis, yakni tugas di bidang profesi, tugas di bidang kemanusiaan
dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Tugas
guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah
mengembangkan segi afektif atau nilai-nilai hidup kepada para siswanya.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(kognitif) sesuai dengan kemajuan zaman. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan potensi keterampilan-keterampilan pada siswa (psikomotor).
Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah adalah seorang guru harus mampu
menjadi orang tua ke dua, fasilitator dan motivator bagi siswa dalam belajar.
Langkah awal dalam menyampaikan pelajaran bahwa seorang guru harus dapat
menarik minat siswa, baik kemampuan mau pun penampilan. Bila seorang guru dalam
penampilannya saja sudah tidak menarik, maka hal itu akan dikuti oleh
kegagalan-kegagalan berikutnya. Siswa enggan untuk mengikuti pelajaran yang
diberikan yang akan berakibat pada gagalnya tujuan pengajaran yang diharapkan.
Dalam
masayarakat, guru di tempatkan pada posisi yang lebih terhormat. Karena
masyarakat berharap banyak dari seorang guru. Mulai dari seorang teladan sampai
pada sumber pengetahuan dan informasi bagi masyarakat. Jadi, intinya guru
sangat mempunyai banyak peranan dalam berbagai bidang. Contohnya:
1. Peran guru sebagai pendidik (nurturer)
merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan
dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta
tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi
patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti
penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain,
moralitas tanggung jawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan
hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu, tugas guru dapat
disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab
pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat
laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak.
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya.
Oleh karena itu, tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa
dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai
Pancasila.
3. Peranan guru sebagai pengajar dan
pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan
perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku
pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang
berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum
harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang
sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya,
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
4. Peran guru sebagai pelajar (learner).
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar
supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan zaman.
Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada
pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga
tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga
pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan
bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui
pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
6. Peranan guru sebagai komunikator
pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam
pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan
kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
7. Guru sebagai administrator. Seorang guru
tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator
pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut
bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi
yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan
sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Ada
beberapa kemampuan dan sikap yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
tugasnya:
1. Menguasai Kurikulum
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum adalah pemandu program
belajar mengajar, pelaksanaan dan hasil belajar yang hendak dicapai. Tanpa
berpegang pada kurikulum, maka proses belajar mengajar tidak memiliki arah dan
tujuan. Karena itu guru yang profesional memiliki penguasaan yang sangat
mendalam terhadap kurikulum. Mereka mengetahui cakupan materinya, mengetahui
tujuan yang hendak dicapai, mengetahui tata urutan penyajian dan porsi waktu
yang diperlukan. Guru juga hendaknya mengetahui bagaimana mengimplementasikan
kurikulum dalam program tahunan, program-program semester dan persiapan
mengajar yang efektif untuk menyerap kurikulum. Kurikulum diikuti dengan
perangkat pedoman pelaksanaan. Pedoman-pedoman tersebut dilandasi oleh
dasar-dasar didaktik dan metodik. Guru yang profesional selain menguasai
pedoman tersebut juga memiliki kreatifitas untuk mengembangkannya. Guru yang
berhasil dalam pengajaran adalah guru yang mampu mempersiapkan siswa mencapai
tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum.
2. Menguasai Materi
Sebagai
pengajar, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Karena
itu sebenarnya guru sendiri adalah seorang pelajar yang belajar secara
terus-menerus. Guru adalah tempat menimba ilmu bagi para siswanya. Sebagai
pengajar ia harus membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami, dan
menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa
untuk senantiasa belajar pada berbagai kesempatan. Kemampuan ini tidak hanya
berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari bangku pendidikan, melainkan harus
dihayatinya dan disikapi sebagai suatu seni. Seperti kita ketahui guru SD tidak
saja harus menguasi salah satu bidang studi pelajaran, melainkan seluruh mata
pelajaran. Karena itu belajar secara terus menerus untuk mendalami bahan
pengajaran tak dapat dielakkan.
3. Menguasai Metode dan Teknik Penilaian
Seorang
guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan mampu
melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkannya. Bahan belajar yang telah
dikuasainya belum tentu dapat dicerna oleh siswa bila tidak disampaikan dengan
baik. Proses penyampaian ini memerlukan kecakapan khusus. Dengan demikian perlu
penguasaan guru terhadap metode penyampaian agar para siswa tidak pasif,
melainkan terlibat secara aktif dalam interaksi belajar mengajar. Seorang guru
yang cakap dan disegani adalah guru yang menguasai setiap metode sehingga para
siswa terangsang untuk terus belajar. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup tentang alat-alat dan media sebagai alat bantu komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Tidak setiap media/alat
sesuai dengan setiap kondisi belajar mengajar, sehingga diperlukan pula
keterampilan untuk memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan
baik. Memilih media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode serta
kemampuan guru dan minat siswa. Hal ini penting untuk diketahui karena metode
mengajar bersifat individual, artinya seorang guru mungkin dapat menggunakan
suatu metode dengan baik sementara guru yang lain belum tentu demikian. Karena
itu penggunaan suatu metode ataupun perangkat peralatan tidak dapat dipaksakan
pada seorang guru. Yang terpenting adalah bagaimana gaya interaksi pribadi itu
dapat mencapai tujuan melalui tumbuhya hubungan yang positif dengan para siswa.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengusahakan
berbagai sumber belajar yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Penilaian merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses belajar mengajar. Penilaian bertujuan untuk memberikan
umpan balik bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar maupun bagi siswa sendiri dan orang tua siswa, penilaian bermanfaat
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Demikian pula dalam satu babakan
belajar mengajar guru hendaknya menjadi penilai yang baik. Kesalahan atau
kelemahan dalam penyusunan alat-alat penilaian, misalnya tes hasil belajar,
dapat memberikan dampak yang negatif terhadap proses belajar mengajar.
Misalnya, penggunaan tes objektif yang terus menerus mengakibatkan anak kurang
bersungguh-sungguh dalam belajar. Penilaian ini di sekolah hendaknya dilakukan
secara objektif, kontinyu serta mempergunakan berbagai jenis yang bervariasi.
4. Komitmen Terhadap Tugas
Ciri
pokok profesionalisme adalah apabila seseorang memiliki komitmen yang mendalam
terhadap tugasnya. Kecintaan terhadap tugas diwujudkan dalam bentuk curahan
tenaga, waktu, dan pikiran. Profesi guru sangatlah berlainan dengan profesi
lainnya, karena pekerjaan guru menyangkut pertumbuhan, perkembangan fisik dan
intelektual seorang anak manusia. Segala kegiatan belajar mengajar harus
disiapkan secara matang. Untuk itu guru harus benar-benar menyatu, menjiwai dan
menghayati tugas-tugas keguruannya. Guru yang demikian akan mencintai siswa dan
tugasnya. Hasilnya dapat dipastikan akan jauh lebih baik dan lebih bermakna.
5. Disiplin
Pendidikan
adalah suatu proses, bersama proses itu anak tumbuh dan berkembang dalam
belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan
tata nilai yang dianggap baik dan diterima serta berlaku dalam masyarakat. Kuat
lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada tata disiplin yang ditetapkan dan
dicontohkan oleh guru. Di kelas guru adalah pemimpin yang menjadi teladan dan
panutan siswa-siswanya. Oleh sebab itu, disiplin bagi seorang guru merupakan
bagian penting dari tugas-tugas kependidikan. Dalam hal ini tugas guru bukan
saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya tetapi juga lebih penting adalah
mendisiplinkan diri sendiri sebagai ciri khas seorang guru.
Selain itu, guru
juga dikatakan professional, jika:
1. Fleksibel
Fleksibel dalam artian guru yang tidak
kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar
mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai
kecerdasan dan potensi masing-masing anak.
2. Optimis
Keyakinan yang tinggi akan kemampuan
pribadi dan yakin akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui
proses interaksi guru-murid yang menyenangkan akan menumbuhkan karakter yang
sama terhadap anak tersebut.
3. Respek
Rasa hormat yang senantiasa
ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memacu mereka untuk lebih cepat
tidak sekadar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang
berbagai hal yang dipelajarinya.
4. Cekatan
Anak-anak berkarakter dinamis, aktif,
eksploratif, dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu di imbangi oleh guru
sebagai pengajarnya, sehingga guru mampu bertindak sesuai kondisi yang ada.
5. Humoris
Menjadi seorang guru killer? Anak-anak
malah takut kepada anda dan mereka pasti tidak mau belajar. Meskipun setiap
orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk dimiliki seorang
pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang
menyenangkan, termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung, hal
tersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja otak kanan mereka.
6. Inspiratif
Meskipun ada panduan kurikulum yang
mengharuskan peserta didik mengikutnya, guru harus dapat menemukan banyak ide
dari hal-hal baru dan lebih memahami informasi-informasi pengetahuan yang
disampaikan gurunya.
7. Lembut
Dimanapun, guru yang bersikap kasar,
kaku, atau emosional, biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta
didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik.
Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasing sayang akan lebih efektif dalam
proses belajar mengajar dan lebih memudahkan munculnya solusi atas berbagai
masalah yang muncul.
8. Disiplin
Disiplin di sini tidak hanya soal
ketepatan waktu, tapi mencakup bebagai hal lain. Sehingga, guru mampu menjadi
teladan kedisplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya disiplin.
Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar dan sebagainya. Dengan
demikian, akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang pentingnya
hidup disiplin.
9. Responsif
Ciri guru yang profesional antara lain
cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik,
budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun teknologi, dan lain-lain.
10. Empatik
Setiap anak mempunyai karakter yang
berbeda-beda, cara belajar dan proses peneriamaan, serta pemahaman
terhadap pelajaran pun berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru
dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga
bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
11. Bersahabat
Bersahabat dalam artian seorang guru
jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena posisinya
sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang
lebih kuat daripada sekadar hubungan guru-murid. Sehingga, anak-anak akan lebih
mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Dari penjelasan
di atas, maka persiapan yang harus kami lakukan apabila mengajar di daerah
terpencil di kabupaten Murung Raya provinsi Kalimantan tengah dengan materi
fisika “Usaha dan Energi” yang mengacu pada kemampuan guru professional yang
harus dimiliki seorang guru, yaitu:
1. Persiapan terhadap situasi umum
2. Persiapan terhadap anak didik
3. Persiapan RPP
Guru
yang baik adalah guru yang mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sebelum ia mengajar. RPP ini berfungsi sebagai
skenario proses pembelajaran agar lebih mempermudah, dan menciptakan kegiatan
pembelajaran yang lebih terarah pada tujuan pembelajaran. Di dalam RPP harus
ada standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, dan LKS (Jika perlu). Dalam pembuatan RPP tersebut tidak
bisa sembarangan, semuanya harus tersusun dengan rapi dan harus sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Sehingga diharapkan pembejaran akan berjalan dengan lancar, lebih efektif
dan efesien, serta siswa mampu
menangkap semua yang telah dipelajarinya.
4. Persiapan dalam pemilihan metode mengajar
Metode
adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan memanfaatkan
metode secara akurat guru akan mampu mencapai tujuan instruksional.
Metode
mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa.
Dalam
pemilihan metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anak didik,
tujuan, situasi, fasilitas dan guru. Karena itu, guru harus kreatif dalam
pemilihan metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Misalnya,
untuk materi Usaha dan Energi, metode yang cocok digunakan adalah metode
ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Jadi, setelah guru selesai menjelaskan
tentang materi tersebut, maka diharapkan siswa bisa berperan aktif dengan
menanyakan hal-hal yang masih belum jelas. Dan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari siswa, guru bisa membagi mereka dalam beberapa
kelompok untuk mendiskusikan hal-hal yang tadi siswa-siswa itu tanyakan. Di
diskusi kelompok ini, guru juga bisa memberikan siswa permasalahan yang
tentunya berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
5. Persiapan terhadap bahan yang akan
disajikan
Sebagai
pengajar, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Karena
itu sebenarnya guru sendiri adalah seorang pelajar yang belajar secara
terus-menerus. Guru adalah tempat menimba ilmu bagi para siswanya. Sebagai
pengajar ia harus membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami, dan
menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa
untuk senantiasa belajar pada berbagai kesempatan. Kemampuan ini tidak hanya
berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari bangku pendidikan, melainkan harus
dihayatinya dan disikapi sebagai suatu seni. Seperti kita ketahui guru SD tidak
saja harus menguasi salah satu bidang studi pelajaran, melainkan seluruh mata
pelajaran. Karena itu belajar secara terus menerus untuk mendalami bahan
pengajaran tak dapat dielakkan.
6. Persiapan terhadap tujuan yang ingin
dicapai
Perumusan
tujuan pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni
domain kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif mencakup tujuan yang
berhubungan dengan ingatan, pengetahuan dan kemampuan intelektual. Domain
afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap,
nilai, perasaan dan minat. Domain psikomotor mencakup tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor).
Merumuskan
tujuan pembelajaran bukan sekedar membuat suatu tujuan. Tetapi harus dirumuskan
berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, tujuan
pembelajaran dijabarkan dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.
Tujuan pembelajaran ini sudah termasuk dalam tujuan di RPP.
7. Persiapan terhadap media pembantu (media
pembelajaran)
Media
atau sumber belajar merupakan sarana untuk membantu proses belajar siswa.
Pendidikan yang berkualitas menuntut dukungan pemilihan sumber belajar serta
alat bantu yang memadai berupa buku yang memungkinkan siswa memperoleh bahan
yang luas untuk mempermudah dalam penerimaan pelajaran. Sarana dan sumber
belajar yang memadai akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk
menunjang efektivitas dan kreativitas belajar siswa. Dalam proses belajar
mengajar media sangat dibutuhkan karena bila dalam kegiatan pengajaran,
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu yang dapat
disajikan sebagai penyalur pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya.Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penggunaan media sebagai alat
bantu tidak bisa sembarangan menurut kehendak hati guru tetapi harus
memperhatikan dan menyesuaikan antara media yang digunakan dengan tujuan
pembelajaran. Dalam menggunakan media pengajaran guru hendaknya memperhatikan
syarat umum di bawah ini: 1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Media pengajaran yang
digunakan dapat merespon siswa belajar. 3. Media pengajaran harus sesuai dengan
kondisi individu siswa, dan lain sebagainya.
8. Persiapan dalam teknik-teknik evaluasi
mengajar
Evaluasi ini berguna untuk mengukur kedalaman
pengetahuan siswa dalam pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Evaluasi ini
bisa berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tertulis. Setelah proses
evaluasi selesai, guru harus melakukan proses penilaian. Penilaian merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Penilaian bertujuan
untuk memberikan umpan balik bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar maupun bagi siswa sendiri dan orang tua siswa,
penilaian bermanfaat untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Demikiknan pula
dalam satu babakan belajar mengajar guru hendaknya menjadi penilai yang baik.
Kesalahan atau kelemahan dalam penyusunan alat-alat penilaian, misalnya tes
hasil belajar, dapat memberikan dampak yang negatif terhadap proses belajar
mengajar. Misalnya, penggunaan tes objektif yang terus menerus mengakibatkan
anak kurang berungguh-sungguh dalam belajar. Penilaian ini di sekolah hendaknya
dilakukan secara objektif, kontinu serta mempergunakan berbagai jenis yang
bervariasi.
9. Persiapan proses pengajaran
Peningkatan
kualitas pendidikan erat kaitannya dengan penentuan langkah-langkah
pembelajaran sesuai kurikulum serta proses belajar yang akan dilaksanakan. Hal
tersebut meliputi pengelolaan Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan, mengembangkan
program pendidikan dan pengajaran dalam bentuk penetapan kurikulum serta proses
kegiatan belajar, proses pembelajaran yang memperhatikan unsur keterampilan,
pengadaan dan pengembangan tenaga pengajar, pendidikan dan pengarahan kepada
peserta didik di bidang keterampilan, pengadaan dan penataan sarana serta
fasilitas pendidikan, proses sistem penilaian program dari unsur keterampilan
siswa.
Selain hal-hal di atas, ada kemampuan guru
professional yang harus dimilikinya, diantaranya:
1. Kompetensi Kognitif
Sebagai guru yang profesional, sudah barang
tentu guru harus menguasai materi. Hal yang harus dipersiapkan sebelum
memberikan materi pembelajaran yaitu menyiapkan sumber belajar yang relevan
sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan dan juga sesuai dengan
sarana dan prasarana di daerah tersebut. Di daerah terpencil, sumber belajar
bagi siswa mungkin akan sangat susah didapatkan. Maka, sebisa mungkin guru lah
yang menyiapkan sumber belajar.
Namun, dengan menguasai materi saja tidak
dapat mengoptimalkan proses pembelajaran untuk hasil yang memuaskan. Maka dari
itu, guru yang profesional juga harus menguasai kompetensi-kompetensi lainnya.
2. Kompetensi Pedagogik
Dalam kasus di atas, guru harus dapat
melakukan pengelolaan pembelajaran kelas. Pemilihan model pembelajaran untuk
menyampaikan materi perlu diperhatikan benar-benar dan disesuaikan dengan
sarana dan prasarana yang ada di daerah terpencil tersebut. Melakukan
pengelompokan siswa merupakan langkah yang dapat diambil guru agar siswa dapat
bekerja sama dalam kelompok dan penggunaan sumber belajar yang terbatas dapat
diatasi.
3. Kompetensi Sosial
Guru harus dapat berkomunikasi secara baik
dengan siswa agar apa yang dikomunikasikan guru dapat diterima siswa secara
optimal. Dengan penggunaan media sebagai alat bantu komunikasi belajar, maka
komunikasi antara guru dan siswa akan lebih terbuka. Di daerah terpencil, media
yang dapat digunakan sangat terbatas. Namun, dengan bahan yang ada kita dapat
mendemonstrasikan sesuatu hal kepada siswa yang berkenaan dengan materi yang
diajarkan.
4. Kompetensi Kepribadian
Guru harus memiliki kepercayaan diri yang
tinggi di kelas agar guru memiliki wibawa dan siswa percaya akan gurunya.
Selain itu, guru dapat menjadi panutan bagi siswanya bahkan masyarakat. Guru
juga harus bersemangat di kelas agar dapat memberikan efek positif juga bagi
siswanya. Guru juga tidak boleh berbohong kepada siswa
0 komentar:
Posting Komentar